Khamis, 21 Mei 2015

Mengapa Kaifiat ibadah (cara ibadah) yang berbeza

Mengapa Kaifiat ibadah (cara ibadah) yang berbeza


Berdasarkan penerangan di atas kita dapati sebelum kewafatan, semasa gering dan setelah kewafatan ada ciri-ciri penentangan terhadap kenabian Rasulullah (S) selain dari para sahabat baginda yang di puji Alah SWT:


Sekarang mari kita lihat pendapat Quran mengenai golongan sahabat yang berbeda-beda. Sahabat golongan pertama ditunjukkan oleh Allah dalam ayat berikut:

﴿مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ اللَّـهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِّنَ اللَّـهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِم مِّنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَىٰ عَلَىٰ سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّـهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا﴾

Muhammad adalah utusan Allah, dan orang-orang yang bersamanya sangat keras terhadap orang-orang kafir, (tetapi) berkasih sayang diantara mereka. Engkau akan melihat mereka ruku dan sujud (shalat), memohon anugerah Allah dan ridha-(Nya). Pada wajah – wajah mereka terdapat tanda, bekas sujud mereka. Demikianlah sifat – sifat mereka dalam Taurat; dan begitu pula dalam Injil seperti tanaman yang memunculkan tunasnya, kemudian tunas itu menguatkannnya, lalu menjadi lebat, dan tegak lurus diatas batangnya (memberikan) penanamnya kesenangan dan harapan. Tetapi, membuat marah orang – orang kafir. Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara mereka yang beriman dan beramal saleh ampunan dan pahala yang besar. (Al-Fath 48:29).



Berkenaan dengan sahabat golongan kedua ini, Allah SWT berfirman:

﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَا لَكُمْ إِذَا قِيلَ لَكُمُ انْفِرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ اثَّاقَلْتُمْ إِلَى الْأَرْضِ أَرَضِيتُمْ بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا مِنَ الْآخِرَةِ فَمَا مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا قَلِيلٌ إِلَّا تَنْفِرُوا يُعَذِّبْكُمْ عَذَابًا أَلِيمًا وَيَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ وَلَا تَضُرُّوهُ شَيْئًا وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ﴾

Hai orang-orang beriman! Apa yang terjadi dengan kalian! Apakah sebabnya ketika kalian di perintahkan untuk berperang di jalan Allah kalian merasa keberatan? Manakah yang lebih kalian sukai, dunia ini atau kehidupan akhirat? Jika kalian tidak mahu berangkat perang, ia akan mengazabmu dengan azab yang sangat pedih dan menggantikan kalian dengan yang lain; tetapi Allah tidak akan merugikan kalian sedikitpun kerana Allah berkuasa atas segala sesuatu.(Al-Taubah 33:38-39).

Ayat ini merupakan petunjuk yang jelas bahawa sahabat-sahabat tersebut malas ketika ada seruan jihad dan perintah lain, sehingga mereka patut mendapatkan peringatan Allah SWT. Ayat ini bukan satu-satunya contoh ketika Allah mengancam akan menggantikan mereka:

﴿وَإِنْ تَتَوَلَّوْا يَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ ثُمَّ لَا يَكُونُوا أَمْثَالَكُمْ﴾

“…Jika kalian berpaling (dari jalan ini), ia akan menggantikanmu dengan kaum lain, agar mereka tidak seperti kalian!” (Muhammad 47:38).

Dapatkah ditunjukkan siapa yang dimaksud ‘kalian’ pada ayat di atas?

Allah juga berfirman:

﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ وَلَا تَجْهَرُوا لَهُ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ أَنْ تَحْبَطَ أَعْمَالُكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تَشْعُرُونَ﴾

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari.“ (Al-Hujurat 49:2).

Banyak hadiis-hadiis menegaskan bahawa ada beberapa sahabat yang suka menentang perintah Nabi Muhammad (S) dan berdebat dengannya pada banyak peristiwa. Peristiwa tersebut di antaranya:

Selepas perang Badar, Nabi Muhammad (S) memerintahkan untuk membebaskan tawanan-tawanan perang sebagai tebusan dalam membayar fidyah tetapi para sahabat ini tidak melakukannya; Pada perang Tabuk pula, Nabi Muhammad memerintahkan mereka menyembelih unta untuk menyelamatkan nyawa mereka tetapi beberapa sahabat menentangnya;

Pada peristiwa perjanjian Hudaibiyah, Nabi bermaksud berdamai dengan orang-orang Mekkah tetapi sahabat-sahabat yang sama menentangnya. Bahkan mereka meragukan kenabian Nabi Muhammad (S).

Pada perang Hunain, mereka menuduh Nabi Muhammad tidak adil dalam membagi – bagikan harta rampasan perang; Ketika Usamah bin Zaid diangkat Nabi Muhammad menjadi pemimpin pasukan perang Islam di hujung bulan Safar sebelum wafat nabi, sahabat-sahabat ini tidak menaati Nabi dengan tidak mengikutinya.

Pada hari khamis yang sangat menyedihkan Nabi ingin berwasiat, akan tetapi sahabat-sahabat yang sama ini juga menuduh Nabi sedang meracau dan ia mencegah Nabi mengungkapkan keinginan baginda.

Masih banyak lagi riwayat-riwayat seperti itu yang bahkan dapat ditemukan dalam Shahih al-Bukhari.

Mengenai sahabat golongan ketiga, terdapat sebuah surah dalam Quran yang seluruhnya bercerita tentang mereka yaitu Surah Al-Munafiqun mengenai orang-orang munafik.

Di samping itu, banyak pula ayat mengenai Sahabat-sahabat ini. Allah berfirman:

﴿وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَىٰ أَعْقَابِكُمْ ۚ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ﴾

Muhammad itu tidak lebih dari seorang Rasul telah berlalu rasul-rasul sebelumnya. Apakah bila ia wafat atau terbunuh, kamu akan berpaling dari agamamu? Barang siapa yang berpaling dari agamanya, tidak sedikitpun ia merugikan Allah; Namun Allah (sebaliknya) akan memberikan ganjaran kepada orang-orang yang bersyukur (berjuang untuk-Nya) (Aali Imran 3:144).

Ayat ini turun ketika beberapa orang sahabat melarikan diri dari perang Uhud,saat mereka mendengar berita bohong bahawa Nabi Muhammad terbunuh. Meski di kemudian hari Allah SWT mengampuni mereka, akan tetapi ayat di atas memberi suatu kemungkinan bahawa beberapa sahabat akan meninggalkan Islam jika Nabi Muhammad meningggal. Tetapi Allah membuat kekecualian “dan orang-orang yang bersyukur (berjuang untukNya).“

Pada ayat lain Allah berfirman:

﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ ذَٰلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ﴾

Hai, orang-orang beriman! Barang siapa di antara kalian yang berpaling dari agamanya, Allah akan membangkitkan suatu kaum yang Allah cintai dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut kepada orang-orang berirnan, tetapi bersikap keras kepada orang kafir, berjihad di jalan Allah dan tiada pernah merasa takut terhadap celaan orang-orang mencela. Itulah karunia Allah yang akan la berikan kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas Pemberiannya san Maha Mengetahui segala sesuatu (QS. al-Maidah : 54).

Berikut ini beberapa ayat lainnya yang menerangkan sahabat golongan ketiga serta perbuatan mereka.

﴿يَحْلِفُونَ بِاللَّهِ مَا قَالُوا وَلَقَدْ قَالُوا كَلِمَةَ الْكُفْرِ وَكَفَرُوا بَعْدَ إِسْلَامِهِمْ وَهَمُّوا بِمَا لَمْ يَنَالُوا وَمَا نَقَمُوا إِلَّا أَنْ أَغْنَاهُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ مِنْ فَضْلِهِ فَإِنْ يَتُوبُوا يَكُ خَيْرًا لَهُمْ وَإِنْ يَتَوَلَّوْا يُعَذِّبْهُمُ اللَّهُ عَذَابًا أَلِيمًا فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَا لَهُمْ فِي الْأَرْضِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ﴾

Mereka bersumpah dengan nama Allah bahawa mereka tidak mengucapkan sesuatupun (yang buruk), padahal sebenarnya mereka telah mengucapkan fitnah, dan mereka mengatakannya setelah mereka memeluk Islam, dan mereka merencanakan maksud jahat yang tidak dapat mereka lakukan. Dendam mereka ini adalah balasan mereka atas karunia yang telah Allah serta Rasulnya berikan kepada mereka! Jika mereka bertaubat itulah yang terbaik untuk mereka, akan tetapi jika mereka berpaling (kepada keburukan), Allah akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan mereka tidak mempunyai penolong di muka burni ini (Al-Taubah 33:74).
                        
﴿فَأَعْقَبَهُمْ نِفَاقًا فِي قُلُوبِهِمْ إِلَىٰ يَوْمِ يَلْقَوْنَهُ بِمَا أَخْلَفُوا اللَّهَ مَا وَعَدُوهُ وَبِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ﴾

Akibatnya Allah membiarkan tumbuh kemunafikan di hati mereka, (kekal) hingga hari itu merekar akan bertemu dengan-Nya, kerana mereka melanggar perjanjian dengan Allah, dan kerana mereka terus menerus berkata dusta.(Al-Taubah 33:77).

الْأَعْرَابُ أَشَدُّ كُفْرًا وَنِفَاقًا وَأَجْدَرُ أَلَّا يَعْلَمُوا حُدُودَ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ عَلَىٰ رَسُولِهِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

Sifat arang Arab itu lebih pekat kekafirannya dan kemunafikannya, dan tentunya lebih tidak mengerti perintah yang telah Allah turunkan kepada Utusan-Nya, tetapi Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana. (Al-Taubah 33:97).

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ آمَنُوا بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَنْ يَتَحَاكَمُوا إِلَى الطَّاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُوا أَنْ يَكْفُرُوا بِهِ وَيُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُضِلَّهُمْ ضَلَالًا بَعِيدًا
                                                                   
Tidakkah kamu pikirkan orang – orang yang mengakui dirinya telah beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu dan orang – orang sebelummu? Keinginan mereka (sebenarnya) adalah mengambil keputusan (dalam pertikaian mereka) dengan Taghut, sekalipun mereka sudah diperintahkan untuk menolaknya. Tetapi syaitan ingin menyesatkan mereka sejauh – jauhnya (dari jalan yang benar). (Al-Nisa 4:60)

Di hati mereka ada penyakit, dan Allah menambah penyakit itu. Begitu pedih siksan yang mereka dapatkan, kerana mereka berdusta (pada diri mereka sendiri) (Al-Baqarah 2:10).

Sekarang kita perhatikan ayat berikut.

﴿أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ﴾

Apakah masih belum tiba waktunya bagi orang-orang beriman supaya tunduk hatinya dalam mengingat Allah dan kebenaran yang di turunkan (kepada mereka) agar mereka tidak meniru-niru orang-orang yang telah di beri kitab sebelumnya, setelah masa berlalu sehingga hati mereka menjadi keras? Sebagian besar di antara mereka adalah orang-orang yang fasik. (al-Hadid 57:16).

Kita bawakan peringatan bukan untuk mencemuh sesiapa, tetapi itulah yang berlaku dalam sejarah Islam.

1.    Kalau salah seorang sahabat (Harawiyin) Nabi Isa (as) belot, sehingga Nabi Isa (yang diserupakan) tertangkap disalib dan terbunuh, lain pula berlaku pada Umat Islam sehingga 3 khalifah pertama mereka dilantik sesama sendiri. Mereka rampas hak Ali (Khilafah) dan hak Fatimah (Tanah Fadak milik) bukan itu sahaja mereka ingin membakar rumah Fatimah dan menerobos pintunya sehingga patah tulang rusuknya, gugur janinnya (Muhsin) dan menjadi punca kematiannya dalam usaha memaksa Ali (as) membai’ah Abu Bakar. Seolah-olah Rasulullah (S) tidak pernah menyentuh bab Khalifah. Masihkah kita mahu bersekongkol dengan perampas hak Ahl Bait Rasulullah?
2.    Ali bin Abi Talib (as) diperangi.  Kalau berperang tentulah dua pihak, malangnya satu Agama. Akhirnya Ali terbunuh. Khalifah di pegang oleh Imam Al-Hassan. Ini dua Washiy (Pemegang wasiat) yang sempat memegang jawatan Khalifah selepas itu ia berpindah ke tangan Bani Umaiyah dan Bani Abbasiyah. Di mana Ahl Bait Pembimbing dan penterjemah Al-Quran untuk Agama Allah? Sebahagian besar umat Islam mengikut arus yang berlainan dari petunjuk Ahl Bait, ‘Itrah Rasulullah (S) yang mempunyai sedikit penyokong. Tiada seorang pun Imam-imam Ahl Bait yang tidak dizalimi kecuali Imam ke 12 Imam Muhammad (AL-Mahdi) bin Al-Hassan ‘Askari yang diangkat (dighaibkan) sejak 255 H.
3.    Di mana kita di pihak Hakimiyah Allah atau Ketuanan Manusia. Pintu taubat sentiasa terbuka. Kini Zaman Kemunculan Al-Mahdi suatu kesempatan yang sangat terbuka untuk menjadi para penolong Agama Allah (ansar Allah).

Kaifiat (tata-cara atau kaedah) ibadah ada yang sama dan ada yang tak sama. Hukum-hakamnya pun ada yang sama dan ada yang tak sama. Kita katakan ada Khilaf (perbedaan). Malah di dalam Akidah, Tauhid, perkara-perkara Iman (ghaib) juga ada perbedaan.

Kebenaran adalah sejauh mana dia dekat dari sumbernya iaitu Allah AWJ, kerana ia adalah ayat Allah, Ilmu Allah yang semestinya dibawa oleh Hujjah Allah atau Khalifah Allah bukan yang selain dari itu.

Lihat aliran, ajaran yang tuan-tuan anuti atau imani dari manakah sumbernya adakah ia absah (sahih) atau sekadar agakan pendapat manusia yang lemah yang tidak dipelahara oleh Allah, seperti Maksumin (yang disucikan)... Wa Allah u A3lam.


Tiada ulasan: