Barangsiapa Di Antara Kamu Yang
Murtad Dari Agamanya
Oleh Muhammad Eshraq
Bismillahir Rahmanir Rahim,
Alhamdulillahi Rabbil Alamin,
Wassolatu wassalamu 'ala Muhammad wa Aali Muhammad, Al Aimmah wal Mahdiyyin wa sallim tasliman kathira.
Assalamualaikum wbt buat sekalian ansar Allah yang dirahmati Allah sekalian.
Allah SWT berfirman di dalam surah Al Maidah, ayat 54:
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَن يَرۡتَدَّ مِنكُمۡ عَن دِينِهِۦ فَسَوۡفَ يَأۡتِى ٱللَّهُ بِقَوۡمٍ۬ يُحِبُّہُمۡ وَيُحِبُّونَهُ ۥۤ أَذِلَّةٍ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى ٱلۡكَـٰفِرِينَ يُجَـٰهِدُونَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوۡمَةَ لَآٮِٕمٍ۬ۚ ذَٲلِكَ فَضۡلُ ٱللَّهِ يُؤۡتِيهِ مَن يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ وَٲسِعٌ عَلِيمٌ
Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu’min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas [pemberian-Nya] lagi Maha Mengetahui.
Ikhwah dan akhawat ansar Allah yg dirahmati Allah sekalian, ayat di atas menjelaskan sifat-sifat yang perlu ada pada seorang mukmin (ansar). Tetapi sebelum itu hendaklah kita mengetahui dan mengenali apakah yang dimaksudkan dengan agama Allah, agar kita tidak termasuk di dalam golongan yang murtad dari agama Allah dan seterusnya dapat membuat satu sempadan yang jelas bagi kita mempraktikkan sifat2 orang beriman yang disebutkan di dalam ayat, in sya Allah.
Imam Ahmad a.s menjelaskan bahawa agama di sisi Allah adalah Syariat dan Khilafah, di mana hanya Allah yang berhak menetapkan hukum-hakamnya (Syariat) dan hanya DIA sahajalah yang berhak menentu atau melantik khalifah-Nya bagi melaksanakan segala hukum Syariat-Nya di muka bumi-Nya ini. Berdasarkan penjelasan ini, maka dapat dipastikan bahawa mereka yang menolak khalifah Allah adalah juga termasuk di dalam kategori ini, walaupun mereka menerima segala hukum-hakam-Nya . Inilah agama (Deen) Allah yang gagal difahami oleh kebanyakan manusia di sepanjang zaman.
Golongan Sunni dan Syiah yang berpaksikan institusi marajik pada hari ini adalah termasuk dalam kategori murtad ini, di mana golongan sunni telah mendahului sejak pertama kali mereka menerima perlantikan Abu Bakar di Saqifat Bani Sa'idah, yang sekaligus menyingkirkan kekhalifahan Imam Ali (a.s). Manakala golongan syiah marajik pula melakukan kesalahan yang sama pada hari ini, apabila mengulangi kesalahan yang sama apabila menolak wasi dan utusan yang diutuskan oleh Imam Mahdi (a.s) kepada umat manusia, yang seterusnya mengambil pilihanraya dan demokrasi sebagai tonggak atau syiar mereka. Dalam hal ini, Imam Ahmad (a.s) menjelaskan barangsiapa yang menolak si anak (imam Ahmad a.s) yang diutuskan bapanya, maka dia adalah sama seperti menolak si bapa (Imam Mahdi a.s) yang mengutuskannya.
Setelah kita mengetahui golongan yang murtad dari agama Allah ini, maka siapakah pula golongan yang beriman? Di dalam ayat di atas juga menjelaskan apabila mereka murtad dari agamanya, maka Allah akan menggantikan mereka dengan golongan lain yang Allah mencintai mereka dan mereka mencintai Allah. Maknanya golongan lain ini adalah golongan yang berpegang teguh dengan agama Allah dan menjunjung tinggi hukum syariat yang ditetapkan-Nya serta khalifah lantikanNya bagi melaksanakan syariat di muka bumi-Nya ini. Dan sudah tentu juga golongan beriman ini tidak akan berdolak-dalik apabila Allah menetapkan satu2 perintah melalui khalifah lantikan-Nya di atas muka bumi-Nya ini. Firman Allah di dalam surah Al Ahzab, ayat 36:
وَمَا كَانَ لِمُؤۡمِنٍ۬ وَلَا مُؤۡمِنَةٍ إِذَا قَضَى ٱللَّهُ وَرَسُولُهُ ۥۤ أَمۡرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ ٱلۡخِيَرَةُ مِنۡ أَمۡرِهِمۡۗ وَمَن يَعۡصِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ ۥ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلَـٰلاً۬ مُّبِينً۬ا
Dan tidaklah harus bagi orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan apabila Allah dan RasulNya menetapkan keputusan mengenai sesuatu perkara (tidaklah harus mereka) mempunyai hak memilih ketetapan sendiri mengenai urusan mereka. Dan sesiapa yang tidak taat kepada hukum Allah dan RasulNya maka sesungguhnya dia telah sesat dengan kesesatan yang jelas nyata.
Ayat ini juga menjelaskan bahawa orang2 beriman lelaki dan perempuan akan tunduk serta patuh pada setiap apa yang diputuskan oleh Allah dan Rasul-Nya, dan sekaligus mengenepikan pendapat serta ketetapan mereka sendiri. Manakala orang-orang munafik akan terus dengan ketetapan dan pilihan mereka sendiri, walaupun setelah keluar perintah dan arahan daripada Allah serta Rasul-Nya.
Dalam hal ini, Imam Ahmad a.s telah mengeluarkan perintah dan arahannya agar ditinggalkan kesesatan pengklaim palsu "heshemboy", tetapi malangnya perintah/ arahan ini diragukan dan ditolak ketepi oleh pengikut-pengikut heshemboy, yang sekaligus mengingkari perintah Imam a.s ini. Persoalannya sekarang ini, siapakah yang mendahului keputusan Imam Ahmad (a.s) di sini? Orang-orang yang beriman dengan kata-kata Imam Ahmad a.s kah? Atau mereka yang meragukan kata-kata Imam a.s dan seterusnya memilih ketetapan sendiri mengatasi ketetapan Imam a.s??!!
Tidakkah kita nampak perbezaan antara orang yang beriman dan taat pada perintah Imam a.s, dan orang yang mengingkari perintahnya lalu terus sesat dalam kesesatan yang nyata???!!!
Di dalam ayat pertama juga, Allah menjelaskan sifat-sifat orang yang beriman (yang Allah mencintai mereka dan mereka mencintai Allah) iaitu:
1) Mereka bersifat lemah lembut sesama mukmin.
Inilah sifat-sifat orang beriman yang Allah mencintai mereka dan mereka mencintai Allah. Apakah kita telah mengamalkan sifat-sifat ini di dalam diri kita setelah kita berbaiah dan mengaku beriman dengan Imam Ahmad Al Hassan Al Yamani a.s??
Apakah kita lebih mengutamakan saudara-saudara kita yang murtad dari agama Allah berbanding saudara-saudara seiman dengan kita?? Apakah kita berasa sakit apabila mereka berasa sakit?? Apakah kesenangan mereka adalah kesenangan kita jua?? Fikir-fikirkanlah apa yang telah kita lakukan dan sumbangkan buat saudara-saudara seiman kita yang berjihad di jalan Allah. Apakah sumbangan kita dalam meringankan beban mereka yang terlibat dalam isu penyebaran video baru-baru ini?? Apakah kita hanya tahu menyalahkan sahaja, tanpa berbuat apa2 melainkan menambahkan lagi beban saudara seiman, semata-mata bagi mengambil hati saudara2 yg tidak beriman dengan agama Allah???!!!
Apakah kita layak menggelar diri kalian sebagai orang yang beriman (ansar) dengan tindakan kita ini???!!! Semoga Allah membukakan hati kita bagi melihat kebenaran, in sya Allah.
2) Mereka bersifat keras terhadap orang kafir.
Apakah kita bersikap keras terhadap orang2 kafir yang murtad dari agama Allah? Atau kita masih lagi cuba untuk mengambil hati mereka dengan membelakangkan saudara2 seiman dengan kita?? Jangan pula disalahtafsirkan bersikap keras ini sehingga langsung berlepas tangan tidak menyampaikan dakwah kepada mereka atau mencaci serta melaknat mereka sesuka hati, kerana yang ditekankan di sini adalah mewujudkan sempadan yang jelas antara kita dan mereka yg menolak dakwah ini, walaupun setelah diberikan hujah-hujah yang nyata. Dan sudah tentunya kebaikan kita kepada mereka tidak harus disalahtafsirkan sehingga kita mengabaikan keutamaan menolong saudara-saudara seiman kita.
3) Mereka berjihad di jalan Allah.
Apakah kita telah berjihad sepenuhnya di jalan Allah dengan membantu khalifah lantikan-Nya di muka bumi ini? Apakah kita telah diuji oleh Allah swt bagi mengetahui bahawa kita benar2 beriman dan berjihad di jalan Allah? Ataupun kita masih lagi mengharapkan jalan dakwah yang senang lenang tanpa perlu diuji sedikit pun? Firman Allah swt di dalam surah Al Ankaboot, ayat 2:
* أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن يُتۡرَكُوٓاْ أَن يَقُولُوٓاْ ءَامَنَّا وَهُمۡ لَا يُفۡتَنُونَ
وَلَقَدۡ فَتَنَّا ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡۖ فَلَيَعۡلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ صَدَقُواْ وَلَيَعۡلَمَنَّ ٱلۡكَـٰذِبِينَ
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan [saja] mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.
Firman Allah lagi dalam surah Al Baqarah, ayat 214:
أَمۡ حَسِبۡتُمۡ أَن تَدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ وَلَمَّا يَأۡتِكُم مَّثَلُ ٱلَّذِينَ خَلَوۡاْ مِن قَبۡلِكُمۖ مَّسَّتۡہُمُ ٱلۡبَأۡسَآءُ وَٱلضَّرَّآءُ وَزُلۡزِلُواْ حَتَّىٰ يَقُولَ ٱلرَّسُولُ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُ ۥ مَتَىٰ نَصۡرُ ٱللَّهِۗ أَلَآ إِنَّ نَصۡرَ ٱللَّهِ قَرِيبٌ۬
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu [cobaan] sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan [dengan bermacam-macam cobaan] sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.
Firman Allah lagi dalam surah Ali Imraan, ayat 142:
أَمۡ حَسِبۡتُمۡ أَن تَدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ وَلَمَّا يَعۡلَمِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ جَـٰهَدُواْ مِنكُمۡ وَيَعۡلَمَ ٱلصَّـٰبِرِينَ
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar.
Berdasarkan tiga ayat di atas, dapat disimpulkan bahawa ujian Allah ini adalah perkara yang tidak dapat dielakkan bagi mereka yang mengaku beriman, bagi Allah mengetahui siapakah di antara mereka yang benar atau pendusta, orang yang berjihad dan orang-orang yang sabar. Malah, Allah swt menyebutkan di dalam ayat kedua bahawa mereka akan diuji dengan begitu teruk dengan berbagai malapetaka dan cubaan serta digoncang keimanan mereka, sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?"
Jadi, apakah dengan ujian-ujian yang kita hadapi sebelum dan sekarang ini membuatkan kita berasa layak untuk berkata kepada Allah swt "Bilakah datangnya pertolongan Allah?". Sedangkan ujian-ujian yang dihadapi oleh orang-orang beriman yang terdahulu daripada kita adalah lebih teruk lagi. Malah, di dalam hadis-hadis Ahlulbayt a.s menyebutkan bahawa umat syiah akan diuji dengan teruk di zaman keghaiban ini, sehingga mereka tidak lagi sedar akan ujian-ujian itu, sepertimana seseorang itu sedar apabila dia mengenakan celak di bulu matanya tetapi langsung tidak menyedari bilakah celak itu jatuh di depan matanya. Dan mereka juga akan ditapis sepertimana tepung yang ditapis, sehingga yang tinggal hanyalah yang benar-benar halus dan terpilih sahaja. Imam Mahdi (a.s) hanya memerlukan 10313 orang sahaja. Apakah dengan sedikit ujian kita ini, kita mampu menjadi salah seorang dari mereka?? Ya Allah, Engkau Maha Mengetahui bahawa betapa kami ingin menjadi salah seorang dari mereka tetapi terlalu jauh rasanya sebelum kami dapat mencapainya.
4) Mereka tidak takut akan celaan orang yang mencela.
Sifat keempat atau yang terakhir adalah mereka tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela (dari kalangan orang kafir dan munafik). Maknanya mereka akan terus bersama-sama dengan keimanan mereka yang jitu serta tetap dalam berjihad membantu khalifah Allah di muka bumi-Nya ini serta bersama saudara-saudara seiman dengan mereka, walaupun wujud kata-kata sumbang atau celaan daripada orang-orang kafir dan munafik yang tidak sukakan perbuatan mereka itu.
Persoalannya sekarang, apakah kita yang mengaku sebagai mukmin (ansar) benar-benar mempraktikkan kesemua sifat orang Mukmin yang disebutkan di dalam ayat Allah tersebut? Atau kita hanya membaca Al Quran tetapi Al Quran itu sendiri melaknat kita?? Semoga kita dijauhkan dari hal sedemikian, in sya Allah.
Akhir kata, marilah sama-sama kita memperbanyakkan doa kepada Allah swt bersempena bulan Ramadhan yang mulia ini, semoga Allah mengurniakan keselamatan dan menyegerakan kelapangan buat Imam Mahdi Muhammad bin Al Hassan Al Askariy (a.s) dan anaknya Imam Ahmad Al Hassan (a.s) dalam memenuhkan bumi ini dengan keadilan dan kesaksamaan, selama mana ianya telah dipenuhi dengan kezaliman dan kekejaman sebelum ini. Semoga Allah memasukkan kita ke dalam 10313 sahabat dan ansar Imam Mahdi (a.s) yang akan membantu menegakkan Daulah Keadilan Ilahi, in sya Allah. Tiada daya dan upayaku Ya Allah melainkan denganMu.
Wallahu a'lam...
Alhamdulillahi Rabbil Alamin,
Wassolatu wassalamu 'ala Muhammad wa Aali Muhammad, Al Aimmah wal Mahdiyyin wa sallim tasliman kathira.
Assalamualaikum wbt buat sekalian ansar Allah yang dirahmati Allah sekalian.
Allah SWT berfirman di dalam surah Al Maidah, ayat 54:
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَن يَرۡتَدَّ مِنكُمۡ عَن دِينِهِۦ فَسَوۡفَ يَأۡتِى ٱللَّهُ بِقَوۡمٍ۬ يُحِبُّہُمۡ وَيُحِبُّونَهُ ۥۤ أَذِلَّةٍ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى ٱلۡكَـٰفِرِينَ يُجَـٰهِدُونَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوۡمَةَ لَآٮِٕمٍ۬ۚ ذَٲلِكَ فَضۡلُ ٱللَّهِ يُؤۡتِيهِ مَن يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ وَٲسِعٌ عَلِيمٌ
Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu’min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas [pemberian-Nya] lagi Maha Mengetahui.
Ikhwah dan akhawat ansar Allah yg dirahmati Allah sekalian, ayat di atas menjelaskan sifat-sifat yang perlu ada pada seorang mukmin (ansar). Tetapi sebelum itu hendaklah kita mengetahui dan mengenali apakah yang dimaksudkan dengan agama Allah, agar kita tidak termasuk di dalam golongan yang murtad dari agama Allah dan seterusnya dapat membuat satu sempadan yang jelas bagi kita mempraktikkan sifat2 orang beriman yang disebutkan di dalam ayat, in sya Allah.
Imam Ahmad a.s menjelaskan bahawa agama di sisi Allah adalah Syariat dan Khilafah, di mana hanya Allah yang berhak menetapkan hukum-hakamnya (Syariat) dan hanya DIA sahajalah yang berhak menentu atau melantik khalifah-Nya bagi melaksanakan segala hukum Syariat-Nya di muka bumi-Nya ini. Berdasarkan penjelasan ini, maka dapat dipastikan bahawa mereka yang menolak khalifah Allah adalah juga termasuk di dalam kategori ini, walaupun mereka menerima segala hukum-hakam-Nya . Inilah agama (Deen) Allah yang gagal difahami oleh kebanyakan manusia di sepanjang zaman.
Golongan Sunni dan Syiah yang berpaksikan institusi marajik pada hari ini adalah termasuk dalam kategori murtad ini, di mana golongan sunni telah mendahului sejak pertama kali mereka menerima perlantikan Abu Bakar di Saqifat Bani Sa'idah, yang sekaligus menyingkirkan kekhalifahan Imam Ali (a.s). Manakala golongan syiah marajik pula melakukan kesalahan yang sama pada hari ini, apabila mengulangi kesalahan yang sama apabila menolak wasi dan utusan yang diutuskan oleh Imam Mahdi (a.s) kepada umat manusia, yang seterusnya mengambil pilihanraya dan demokrasi sebagai tonggak atau syiar mereka. Dalam hal ini, Imam Ahmad (a.s) menjelaskan barangsiapa yang menolak si anak (imam Ahmad a.s) yang diutuskan bapanya, maka dia adalah sama seperti menolak si bapa (Imam Mahdi a.s) yang mengutuskannya.
Setelah kita mengetahui golongan yang murtad dari agama Allah ini, maka siapakah pula golongan yang beriman? Di dalam ayat di atas juga menjelaskan apabila mereka murtad dari agamanya, maka Allah akan menggantikan mereka dengan golongan lain yang Allah mencintai mereka dan mereka mencintai Allah. Maknanya golongan lain ini adalah golongan yang berpegang teguh dengan agama Allah dan menjunjung tinggi hukum syariat yang ditetapkan-Nya serta khalifah lantikanNya bagi melaksanakan syariat di muka bumi-Nya ini. Dan sudah tentu juga golongan beriman ini tidak akan berdolak-dalik apabila Allah menetapkan satu2 perintah melalui khalifah lantikan-Nya di atas muka bumi-Nya ini. Firman Allah di dalam surah Al Ahzab, ayat 36:
وَمَا كَانَ لِمُؤۡمِنٍ۬ وَلَا مُؤۡمِنَةٍ إِذَا قَضَى ٱللَّهُ وَرَسُولُهُ ۥۤ أَمۡرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ ٱلۡخِيَرَةُ مِنۡ أَمۡرِهِمۡۗ وَمَن يَعۡصِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ ۥ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلَـٰلاً۬ مُّبِينً۬ا
Dan tidaklah harus bagi orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan apabila Allah dan RasulNya menetapkan keputusan mengenai sesuatu perkara (tidaklah harus mereka) mempunyai hak memilih ketetapan sendiri mengenai urusan mereka. Dan sesiapa yang tidak taat kepada hukum Allah dan RasulNya maka sesungguhnya dia telah sesat dengan kesesatan yang jelas nyata.
Ayat ini juga menjelaskan bahawa orang2 beriman lelaki dan perempuan akan tunduk serta patuh pada setiap apa yang diputuskan oleh Allah dan Rasul-Nya, dan sekaligus mengenepikan pendapat serta ketetapan mereka sendiri. Manakala orang-orang munafik akan terus dengan ketetapan dan pilihan mereka sendiri, walaupun setelah keluar perintah dan arahan daripada Allah serta Rasul-Nya.
Dalam hal ini, Imam Ahmad a.s telah mengeluarkan perintah dan arahannya agar ditinggalkan kesesatan pengklaim palsu "heshemboy", tetapi malangnya perintah/ arahan ini diragukan dan ditolak ketepi oleh pengikut-pengikut heshemboy, yang sekaligus mengingkari perintah Imam a.s ini. Persoalannya sekarang ini, siapakah yang mendahului keputusan Imam Ahmad (a.s) di sini? Orang-orang yang beriman dengan kata-kata Imam Ahmad a.s kah? Atau mereka yang meragukan kata-kata Imam a.s dan seterusnya memilih ketetapan sendiri mengatasi ketetapan Imam a.s??!!
Tidakkah kita nampak perbezaan antara orang yang beriman dan taat pada perintah Imam a.s, dan orang yang mengingkari perintahnya lalu terus sesat dalam kesesatan yang nyata???!!!
Di dalam ayat pertama juga, Allah menjelaskan sifat-sifat orang yang beriman (yang Allah mencintai mereka dan mereka mencintai Allah) iaitu:
1) Mereka bersifat lemah lembut sesama mukmin.
Inilah sifat-sifat orang beriman yang Allah mencintai mereka dan mereka mencintai Allah. Apakah kita telah mengamalkan sifat-sifat ini di dalam diri kita setelah kita berbaiah dan mengaku beriman dengan Imam Ahmad Al Hassan Al Yamani a.s??
Apakah kita lebih mengutamakan saudara-saudara kita yang murtad dari agama Allah berbanding saudara-saudara seiman dengan kita?? Apakah kita berasa sakit apabila mereka berasa sakit?? Apakah kesenangan mereka adalah kesenangan kita jua?? Fikir-fikirkanlah apa yang telah kita lakukan dan sumbangkan buat saudara-saudara seiman kita yang berjihad di jalan Allah. Apakah sumbangan kita dalam meringankan beban mereka yang terlibat dalam isu penyebaran video baru-baru ini?? Apakah kita hanya tahu menyalahkan sahaja, tanpa berbuat apa2 melainkan menambahkan lagi beban saudara seiman, semata-mata bagi mengambil hati saudara2 yg tidak beriman dengan agama Allah???!!!
Apakah kita layak menggelar diri kalian sebagai orang yang beriman (ansar) dengan tindakan kita ini???!!! Semoga Allah membukakan hati kita bagi melihat kebenaran, in sya Allah.
2) Mereka bersifat keras terhadap orang kafir.
Apakah kita bersikap keras terhadap orang2 kafir yang murtad dari agama Allah? Atau kita masih lagi cuba untuk mengambil hati mereka dengan membelakangkan saudara2 seiman dengan kita?? Jangan pula disalahtafsirkan bersikap keras ini sehingga langsung berlepas tangan tidak menyampaikan dakwah kepada mereka atau mencaci serta melaknat mereka sesuka hati, kerana yang ditekankan di sini adalah mewujudkan sempadan yang jelas antara kita dan mereka yg menolak dakwah ini, walaupun setelah diberikan hujah-hujah yang nyata. Dan sudah tentunya kebaikan kita kepada mereka tidak harus disalahtafsirkan sehingga kita mengabaikan keutamaan menolong saudara-saudara seiman kita.
3) Mereka berjihad di jalan Allah.
Apakah kita telah berjihad sepenuhnya di jalan Allah dengan membantu khalifah lantikan-Nya di muka bumi ini? Apakah kita telah diuji oleh Allah swt bagi mengetahui bahawa kita benar2 beriman dan berjihad di jalan Allah? Ataupun kita masih lagi mengharapkan jalan dakwah yang senang lenang tanpa perlu diuji sedikit pun? Firman Allah swt di dalam surah Al Ankaboot, ayat 2:
* أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن يُتۡرَكُوٓاْ أَن يَقُولُوٓاْ ءَامَنَّا وَهُمۡ لَا يُفۡتَنُونَ
وَلَقَدۡ فَتَنَّا ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡۖ فَلَيَعۡلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ صَدَقُواْ وَلَيَعۡلَمَنَّ ٱلۡكَـٰذِبِينَ
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan [saja] mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.
Firman Allah lagi dalam surah Al Baqarah, ayat 214:
أَمۡ حَسِبۡتُمۡ أَن تَدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ وَلَمَّا يَأۡتِكُم مَّثَلُ ٱلَّذِينَ خَلَوۡاْ مِن قَبۡلِكُمۖ مَّسَّتۡہُمُ ٱلۡبَأۡسَآءُ وَٱلضَّرَّآءُ وَزُلۡزِلُواْ حَتَّىٰ يَقُولَ ٱلرَّسُولُ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُ ۥ مَتَىٰ نَصۡرُ ٱللَّهِۗ أَلَآ إِنَّ نَصۡرَ ٱللَّهِ قَرِيبٌ۬
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu [cobaan] sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan [dengan bermacam-macam cobaan] sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.
Firman Allah lagi dalam surah Ali Imraan, ayat 142:
أَمۡ حَسِبۡتُمۡ أَن تَدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ وَلَمَّا يَعۡلَمِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ جَـٰهَدُواْ مِنكُمۡ وَيَعۡلَمَ ٱلصَّـٰبِرِينَ
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar.
Berdasarkan tiga ayat di atas, dapat disimpulkan bahawa ujian Allah ini adalah perkara yang tidak dapat dielakkan bagi mereka yang mengaku beriman, bagi Allah mengetahui siapakah di antara mereka yang benar atau pendusta, orang yang berjihad dan orang-orang yang sabar. Malah, Allah swt menyebutkan di dalam ayat kedua bahawa mereka akan diuji dengan begitu teruk dengan berbagai malapetaka dan cubaan serta digoncang keimanan mereka, sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?"
Jadi, apakah dengan ujian-ujian yang kita hadapi sebelum dan sekarang ini membuatkan kita berasa layak untuk berkata kepada Allah swt "Bilakah datangnya pertolongan Allah?". Sedangkan ujian-ujian yang dihadapi oleh orang-orang beriman yang terdahulu daripada kita adalah lebih teruk lagi. Malah, di dalam hadis-hadis Ahlulbayt a.s menyebutkan bahawa umat syiah akan diuji dengan teruk di zaman keghaiban ini, sehingga mereka tidak lagi sedar akan ujian-ujian itu, sepertimana seseorang itu sedar apabila dia mengenakan celak di bulu matanya tetapi langsung tidak menyedari bilakah celak itu jatuh di depan matanya. Dan mereka juga akan ditapis sepertimana tepung yang ditapis, sehingga yang tinggal hanyalah yang benar-benar halus dan terpilih sahaja. Imam Mahdi (a.s) hanya memerlukan 10313 orang sahaja. Apakah dengan sedikit ujian kita ini, kita mampu menjadi salah seorang dari mereka?? Ya Allah, Engkau Maha Mengetahui bahawa betapa kami ingin menjadi salah seorang dari mereka tetapi terlalu jauh rasanya sebelum kami dapat mencapainya.
4) Mereka tidak takut akan celaan orang yang mencela.
Sifat keempat atau yang terakhir adalah mereka tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela (dari kalangan orang kafir dan munafik). Maknanya mereka akan terus bersama-sama dengan keimanan mereka yang jitu serta tetap dalam berjihad membantu khalifah Allah di muka bumi-Nya ini serta bersama saudara-saudara seiman dengan mereka, walaupun wujud kata-kata sumbang atau celaan daripada orang-orang kafir dan munafik yang tidak sukakan perbuatan mereka itu.
Persoalannya sekarang, apakah kita yang mengaku sebagai mukmin (ansar) benar-benar mempraktikkan kesemua sifat orang Mukmin yang disebutkan di dalam ayat Allah tersebut? Atau kita hanya membaca Al Quran tetapi Al Quran itu sendiri melaknat kita?? Semoga kita dijauhkan dari hal sedemikian, in sya Allah.
Akhir kata, marilah sama-sama kita memperbanyakkan doa kepada Allah swt bersempena bulan Ramadhan yang mulia ini, semoga Allah mengurniakan keselamatan dan menyegerakan kelapangan buat Imam Mahdi Muhammad bin Al Hassan Al Askariy (a.s) dan anaknya Imam Ahmad Al Hassan (a.s) dalam memenuhkan bumi ini dengan keadilan dan kesaksamaan, selama mana ianya telah dipenuhi dengan kezaliman dan kekejaman sebelum ini. Semoga Allah memasukkan kita ke dalam 10313 sahabat dan ansar Imam Mahdi (a.s) yang akan membantu menegakkan Daulah Keadilan Ilahi, in sya Allah. Tiada daya dan upayaku Ya Allah melainkan denganMu.
Wallahu a'lam...
Tiada ulasan:
Catat Ulasan