Selasa, 9 Januari 2018

Kedua: Kecuaian dalam Had-had Tauhid


Kitab Tauhid: Tafsir Surah Al-Tauhid

Kedua: Kecuaian dalam Had-had Tauhid

ثانياً: التَفرِيط في حدود التوحيد


Marilah kita ambil contoh dari orang-orang Nasara (Kristian) dan dari sana kita akan melihat orang-orang berfahaman Wahabi.

Orang-orang Nasrani, atau mereka telah menamakan diri mereka Kristian, mereka menjadikan Nabi Allah Isa (as​​) salah seorang hamba dari hamba-hamba Allah sebagai Al-Uluhiyah Mutlak (Ketuhanan Mutlak) dan Yang Kaya Mutlak. Dan hujah mereka hanyalah beberapa perkataan dalam Injil mereka, sebagai contoh, Isa (as) berkata: 'Bapaku' dan ‘Anak', walaupun semua ini untuk memberi maksud sifat-sifat kebapaan dan keanakan, yang bukan pada ZatNya, maknanya, Al-Rahmah (Yang Pengasih) dan Yang memanjakan dan Yang Mendidik dan... dan... Yang Memberi sesuatu yang mungkin sampai kepada mengorbankan diri dari bapa kepada anak, dan yang menyerupai (mensyirik) Allah SWT dengan sebahagian sifat tertentu kebapaan menyedari kekayaanNya yang Maha Suci. Dan juga dari sisi anak terhadap bapa dapat dilihat sifat kebaikan anak yang soleh terhadap bapanya dan yang taat kepadaNya dengan tingkah laku para nabi dan Aushiak terhadap Allah SWT.

Dan Allah SWT, menyanjung hamba-Nya dengan memberi pemberian yang sehingga memberikan segala-galanya, dengan mengatakan kepada hambaNya, SWT:

(أنا حي لا أموت وقد جعلتك حياً لا تموت، أنا أقول للشيء كن فيكون وقد جعلتك تقول للشيء كن فيكون)

"Aku Hidup tidak mati maka Aku jadikan kamu hidup kamu tidak mati, Aku katakan bagi sesuatu, jadilah maka ia jadi, maka Aku jadikan kamu dengan mengatakan bagi sesuatu jadilah maka ia jadi. "[1].

Dan ini adalah pancaran daripada sifat Ketuhanan (Uluhiyah) pada Penciptaan, maknanya, bahawa seorang hamba boleh bersifat dengan sebahagian sifat-sifat Ketuhanan dengan menyedari kefakirannya. Maka hamba ini hidup dan tidak mati dan dia berkata kepada sesuatu, jadilah maka ia jadi, dan ia adalah sifat-sifat Ketuhanan, tetapi (pada hakikatnya) yang menjadikannya adalah Allah SWT, dan dia fakir (serba kurang) dan masih memerlukan pada Allah dan akan tetap sedemikian. Bagi Allah SWT, sesungguhnya Dia telah, sedang dan akan tetap Hidup dan tidak mati. Dia (hanya) berkata kepada sesuatu, jadilah maka ia jadi, tanpa Dia memerlukan atau mencari sesiapa. Dan ini jelas membezakan kenyataan antara yang disifatkan dengan sifat Ketuhanan dalam Penciptaan (atau wajah Allah atau Tangan Allah atau kedatangan Allah di Sai'r atau Kemunculan Allah di Fa'ran ) [2] yang diwakili oleh AuliakNya yang paling istimewa seperti Muhammad (S) dan Isa (as), dan di antara Hakikat Ketuhanan Mutlak, yang terhad kepada Allah, Yang Maha Suci, lagi Maha Tinggi.

﴿لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرائيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ﴾ 

{Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya syurga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.} [3]
         
﴿لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلاثَةٍ وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلَّا إِلَهٌ وَاحِدٌ وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ﴾

{Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.} [4]

﴿أَفَلا يَتُوبُونَ إِلَى اللَّهِ وَيَسْتَغْفِرُونَهُ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ﴾

{Maka mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya?. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.} [5]

﴿مَا الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ وَأُمُّهُ صِدِّيقَةٌ كَانَا يَأْكُلانِ الطَّعَامَ انْظُرْ كَيْفَ نُبَيِّنُ لَهُمُ الْآياتِ ثُمَّ انْظُرْ أَنَّى يُؤْفَكُونَ﴾
     
{Al Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling.} [6]

﴿لَوْ كَانَ فِيهِمَا آلِهَةٌ إِلَّا اللَّهُ لَفَسَدَتَا فَسُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ﴾

{Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.} [7]


______________________________

[1] Lihat: Al-Jawahir Al-Sunniyah – Al-Hurr Al-‘Amili: 363; Bihar Al Anwar: Jilid. 90, Halaman. 376.
[2] Yang Maha Tinggi berkata: {Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. * Kepada Tuhannyalah mereka melihat.} [Surah Al- Qiyāmah 75: 22 & 23]
Yang Maha Kuasa berkata: { Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka, maka barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa menepati janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya pahala yang besar. } [Surah Al-Fath 48:10]
Dan dalam Doa Al-Simat: "... dan dengan Kedatangan Engkau di Sa'ir dan Penampilan Engkau di Gunung Faran..."
[3] Surah Al -Ma'idah 5:72
[4] Surah Al -Ma'idah 5:73
[5] Surah Al -Ma'idah 5:74
[6] Surah Al -Ma'idah 5:75
[7] Surah Al-Anbiyā' 21:. 22


✡✡✡✡✡
                                   
Sebelum ✡✡  Kandungan Kitab ✡✡ Selepas


Tiada ulasan: