Selasa, 15 April 2014

Imam Muhammad Al-Mahdi as

Imam Muhammad Al-Mahdi as
Narna : Muhammad

Gelar : Al-Mahdi, Al-Qoim, Al-Hujjah, AL-Muntadzar,

Shohib Al-Zaman, Hujjatullah

Julukan : Abul Qosim

Ayah : Hasan AL-Askari

Ibu : Narjis Khotun

Tempal/Tgl Lahir : Samara’, Malam Jum’at 15 Sya’ban 255 H.

Ghaib Sughra : Selama 74 Tahun, di mulai sejak kelahirannya hingga tahun 329

Ghaib Kubra : Sejak Tahun 329 hingga saat ini


Riwayat Hidup


“Dan sungguh telah Kami tulis dalam zabur sesuduh (Kami tulis dalam) Lauh Mahfud, bahwu bumi ini akan diwarisi oleh hamha-hamba-Ku yang saleh (QS:21:105)


Kaum muslimin, dengan segala perbedaan mazhab yang ada, sepakat mengen akan datangnya sang pembaharu bagi dunia yang telah dilanda kezaliman dan kerusakan, untuk kemudian memenuhinya dengan keadilan. Rasulullah sawas mengabarkan bahwa sang pemhaharu ini mempunyai nama yang sama dengan namanya.

Manusia pilihan itu tidak lain adalah Muhammad bin al-Hasan al-Mahdi bin Ali al-Hadi bin Muhammad al-Jawad bin Ali al-Ridha bin Musa al-Kazim bin Ja’far As-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husein bin Ali bin Abi Thalib, yang juga putra Fatimah az-Zahra binti Rasulullah saww.

Beliau dilahirkan di Samara’ pada tahun 255 H. Ibunya adalah Narjis yang dulunya seorang jariah. Hingga berumur 5 tahun, beliau diasuh, dibimbing dan dididik oleh ayahandanya sendiri. Hasan al-Askari. Hingga saat ini beliau masih hidup dan akan muncul dengan seizin Allah untuk memenuhi bumi dengan keadilan.

Kehidupan politik di zaman heliau sarat dengan kekacauan, fitnah dan pergolakan yang terjadi di mana-mana. Keadaan ini dilukiskan oleh Thahari: “Pada masa pemerintahan al-Mukhtadi seluruh dunia Islam dilanda oleh fitnah”.(Tarikh Thabari, Jilid VII hal 359)

Dalam situasi seperti inilah, Imam akhirnya ghaib dan hanya beberapa orang saja yang bisa menermuinya. Keghaiban Imam Mahdi terdiri dari dua periode; Ghaib Sughra dan Ghoib Kubra. Ghaib Sughra berlangsung sejak kelahiran beliau tahun 255 H, semasa hidup ayahnya. Pada masa Ghaib Sughra ini beliau hanya bisa ditermui oleh empat orang wakilnya yaitu:

1. Utsman bin Said al-Umari al-Asadi.

2. Muhammad bin Utsman bin Said al-Umari al-Asadi, wafat tahun 305 H.

3. al-Husein bin Ruh al-Naubakti, wafat tahun 320 H.

4. Ali bin Muhammad al-Samir, wafat 328/329 H.

Keghaiban Sughra ini berlangsung selama 70 tahun. Sedang Ghaib Kubra terjadi sejak wafatnya wakil Imam yang keempat, Ali bin Muhammad Al-Samir, hingga Allah mengijinkan kemunculannya. Dalam masa Ghaib Kubra ini terputuslah hubungan beliau dengan para pengikutnya. Semoga Allah mempercepat kemunculannya. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.


Tiada ulasan: