Imam
Hasan Al-Askari as
Nama
: Hasan
Gelar
: Al-Askari
Julukan
: Abu Muhammad
Ayah
: Ali Al-Hadi
Ibu
: Haditsah
Tempat/Tgl
Lahir : Madinah, 10 Rabiul Tsani 232 H.
Hari/Tgl
Walat : Jum’at, 8 Rabiul Awal 260 H
Umur
: 28 Tahun
Sebab
Kematian : Diracun Khalifah Abbasiah
Makanan
: Samara’
Jumlah
Anak : 1 orang ; Muhammad Al-Mahdi
Riwayat
Hidup
Di
pusat kota Madinah, tempat berhijrahnya baginda Rasulullah saww, di pusat
pengembangan Islam serta tempat berdirinya Madrasah Ahlul Bait Nabi saww,
lahirlah manusia suci dari keturunan Rasulullah, yang bernama Imam Hasan
al-Asykari putra Imam Ali al-Hadi. Beliau dilahirkan pada bulan Rabiul Tsani
213 H. Sedang julukan al-Askari yang beliau sandang itu karena dinisbatkan pada
suatu lempat yang bernama Asykar, di dekat kota Samara’, Ibunya adalah seorang
jariah yang bernama Haditsa, walau ada juga yang berpendapat bahwa namanya
Susan, Salil.
Sejak
masa kecilnya hingga berusia 23 tahun lebih beberapa bulan, beliau melewatkan
waktunya di bawah asuhan, bimbingan dan didikan ayahnya, Ali al-Hadi. Tidak
heran, jika beliau akhirnya menjadi orang terkermuka dalam bidang ilmu, akhlak
dan ibadahnya. Sepanjang waktu itu beliau menimba ilmu dari pohon suci keluarga
Rasulullah saww sekaligus menerima warisan imamah dari ayahnya atas titah
Ilahi.
Mengenai
situasi politik di zamannya, beliau hidup sezaman dengan al-Mu’taz, al-Mukhtadi
dan al-Mu’tamad. Selama tujuh tahun masa keimamahannya, beliau serta semua
pengikutnya mendapatkan tekanan dari pemimpin Dinasti Abbasiyah.
Imam
Hasan al-Asykari pernah di penjara tanpa alasan sedikit pun. Rasa iri terhadap
Ahlul Bait Rasulullah saww telah merasuk hampir kepada seluruh raja Dinasti
Abbasiyah. Melihat penindasan yang sangat menekan itu, Imam Hasan, Imam Hasan
al-Askari a.s. mengambil inisiatif untuk memberlakukan sistem taqiyah bagi para
pengikutnya.
Pada
sisi lain, orang-orang Turki mulai mempunyai kedudukan yang kuat dalam bidang
politik. al-Mu’taz. berusaha menyingkirkan mereka, namun mereka cukup kuat. Dan
ketika terjadi keributan antara orang-orang Turki dengan pasukan al-Mutaz.,
akhirnya pasukan al-Mu’taz berhasil dikalahkan dan al-Mu’taz sendiri kemudian
diturunkan dari tahtanya oleh Salih bin Washif al-Turki dan disiksa serta
dipenjarakan dalam sel yang sempit hingga mati. ltu semua terjadi pada tahun
255 H. Kekuasaan kemudian beralih ke tangan al-Mukhtadi, yang juga mengalami
bentrokan dengan orang-orang Turki. Dia pun benasib buruk dan terbunuh pada
tahun 256 H.
Setelah
kematian al-Mukhtadi, kekuasaan beralih ke tangan al-Muktamid. Dia tidak
berbeda dengan penguasa-penguasa sebelumnya dalam hal kebencian dan
kedengkiannya kepada Ahlul Bait. Apalagi dia mendengar bahwa dan Imam Hasan
al-Askari akan lahir Imam Mahdi, yang akan menegakkan keadilan. Kebenciannya
itu terbukti dari segala cara yang dia gunakan untuk menyingkirkan dan membunuh
Hasan al-Askari. Ketika Hasan al-Askari dalam keadaan sakit, al-Muktamid
mengutus seorang dokter serta hakim dan pengawalnya untuk memata-matai segala
gerak-gerik Imam.
Akhirnya
Imam Hasan al-Askari syahid melalui racun pada tahun 260 H/872 M. Beliau
kemudian dimakamkan bersebelahan dengan makam ayahandanya di Samara.
Para
pengikutnya merasa kehilangan, namun mereka herhasil menimba ilmu dari beliau.
Diriwayatkan bahwa ada ratusan ulama yang beliau didik dalam bidang agama dan
hadis.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan